Halaman

    Social Items

Wanita Terkaya Di Indonesia


 Pengusaha Indonesia Benny Subianto pernah menyampaikan kepada Forbes bahwa ia menginginkan Wanita Terkaya Di Indonesia

Jakarta: Pengusaha Indonesia Benny Subianto pernah menyampaikan kepada Forbes bahwa ia menginginkan setidaknya satu dari tiga putrinya untuk mengambil alih bisnisnya. Keinginannya kesannya dipenuhi oleh putri tertuanya Arini, 47, yang tak usang sehabis janjkematian Benny pada Januari, menciptakan perempuan ini menjadi administrator utama perusahaan induk keluarga, Persada Capital Investama.
Dia juga mengawasi segala hal mulai dari produk pengolahan kayu dan minyak sawit, hingga pengolahan karet, dan kerikil bara. Dia juga mengambil tempatnya di daftar orang terkaya Indonesia, menyajikan kekayaan keluarga dengan kekayaan higienis sebesar USD820 juta.

Adik perempuan bungsunya, Ardiani, 40, yang sebelumnya ialah ibu rumah tangga, kini bekerja sama dengan Arini di Persada. Sementara saudara perempuan lainnya Armeilia, 44, menjalankan bisnis desain grafisnya sendiri.

Arini, seorang sosialita terkemuka yang paling dikenal alasannya ialah kecintaannya pada buku dan cinderamata. Pada 2001, Arini mendapat gelar sarjana dari Parsons School of Design dan MBA di Fordham University, membuka toko hadiah dan furnitur di Jakarta.

Dua tahun kemudian, ia menggabungkan toko kecilnya dengan toko buku tetangga Aksara, yang didampingi oleh teman sekolah menengahnya Winfred Hutabarat, yang bersama dengan ia menghabiskan waktu di AS. "Kami memutuskan untuk membangun sesuatu yang unik di Jakarta, membawa pulang pengalaman ritel yang kami dapatkan di Amerika," kata Arini.

Aksara hari ini, yang berarti aksara alfabet, mempunyai tiga lokasi di kota, daerah ia menjual segala sesuatu mulai dari buku-buku gila hingga CD dan hadiah.

Karier Benny

Berbeda dengan putrinya, Benny mengikuti jalur karir yang lebih tradisional. Anak seorang pedagang gula dan beras kecil yang memulai karirnya pada 1969 sebagai salesman di perusahaan alat berat Astra International.

Di tahun-tahun mendatang, Astra menjadi agen untuk Toyota, Honda, dan Xerox, dan muncul sebagai salah satu grup bisnis terbesar di negara ini. Sementara Astra tumbuh, Benny menciptakan nama untuk dirinya sendiri sebagai pengusaha yang sanggup dipercaya, berkat kemampuan jejaringnya, dan dengan cepat meningkat melalui jajaran perusahaan.

Pada 1988, ia meraih lima persen saham di Astra sehingga kesannya menjabat sebagai wakil presiden. Dia juga membentuk konglomerat Grup Triputra yang terdiversifikasi pada 1998.
Tujuh tahun kemudian, ia membeli sekitar 12 persen saham di Adaro Energy, kini merupakan salah satu perusahaan kerikil bara terbesar di Indonesia. "Alasan aku untuk menjadi pengusaha itu sederhana, aku ingin terus pergi ke kantor bahkan di usia 71," kata dia. Sekarang Arini ialah penerusnya.
Artikel Asli

Load Comments

Subscribe Our Newsletter